LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN
(Pertemuan ke-9 / 07 Desember 2014)
1.1. Definisi Laju pertumbuhan tanaman (LPT) = crop growth rate (CGR)
Definisi Laju pertumbuhan tanaman adalah
kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas
lahan tiap satuan waktu (g/m2/minggu)v. Laju pertumbuhan nisbi/relatif
(LPN/LTR) = relative growth rate (RGR) adalah kemampuan tanaman menghasilkan
bahan kering hasil asimilasi tiap satuan bobot kering awal tiap satuan waktu
(g/g/minggu)v Indeks luas daun (ILD) = leaf area index (LAI)
adalah luas daun di atas suatu luas lahan.
Contoh :
ILD 2 artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak bersatuan.
Secara
umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan dan pemanjangan sel. Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas
menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan
pertambahan protoplasma dan bobot kering pada tanaman. Pertambahan bobot kering
umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada umumnya hal
tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar. Adapun parameter lain di antaranya adalah
tinggi, volume, dan luas daun juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
pertumbuhan pada tanaman. Adapun parameter lain yaitu bobot basah tidak banyak
digunakan karena angkanya berfluktuasi walaupun pada kepentingan tertentu,
parameter ini menjadi penting daripada bobot kering (digabung dengan faktor
kualitas) terutama pada studi dan produksi hortikultura.
a.
Faktor
Pertumbuhan Tanaman
-
faktor
internal (genetik)
Faktor
internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
o
ketahanan
terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis laju fotosintesis respirasi pembagian
hasil asimilasi dan nitrogen, klorofil, karoten, dan kandungan pigmen lainnya tipe
dan letak meristem, kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan aktivitas enzim pengaruh
langsung oleh gen, misalnya heterosis, epistatis diferensiasi
-
Faktor
eksternal (Lingkungan)
o Faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut : faktor iklim, meliputi cahaya, temperatur,
air, panjang hari, angin, dan gas faktor edafik, meliputi tekstur, struktur,
bahan organik, kapasitas pertukaran kation, pH, kejenuhan basa, dan
ketersediaan nutrisi faktor biologis, meliputi gulma, serangga, organisme
penyebab penyakit, nematoda, herbivora, dan mikroorganisme tanah.
Adanya
faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman berakibat pada terjadinya pengurangan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Beberapa teori terkait hal ini telah
dinyatakan, dimulai oleh Liebig pada tahun 1862.
Dinamika
pertumbuhan tanaman adalah proses yang menunjukkan adanya dinamika sepanjang
fase pertumbuhan tanaman, secara khas dicirikan oleh fungsi pertumbuhan yang
disebut kurva sigmoid. Jangka waktu berlangsungnya proses ini dapat bervariasi
kurang dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, tergantung pada organismenya
atau organnya.
Kurva Pertumbuhan Tanaman
Kurva Sigmoid
Kurva
sigmoid adalah suatu fungsi pertumbuhan yang mencirikan pola pertumbuhan
tanaman sepanjang suatu generasi secara khas. Kurva ini terbentuk oleh variabel berupa massa
tanaman (bobot kering), volume, luas daun, tinggi, atau penimbunan bahan kimia
yang digambarkan terhadap waktu menjadi suatu garis yang dapat ditarik dari
data secara normal akan berbentuk sigmoid yang menyerupai huruf S. Kurva
sigmoid berlaku bagi tumbuhan lengkap, untuk bagian-bagiannya ataupun
sel-selnya. Pertumbuhan tanaman pada mulanya lambat kemudian berangsur-angsur
lebih cepat sampai tercapai titik maksimum akhirnya laju tumbuh menurun. Pola pertumbuhan
tersebut cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel
tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen. Bentuk kurva
sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi di lingkungan. Ukuran akhir, rupa, dan bentuk tumbuhan
ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor genetik dan lingkungan.
Pada
kurva sigmoid digambarkan garis generalisasi atau kurva ukuran (meliputi bobot,
tinggi, panjang, lebar, luas, dan isi), log ukuran, dan laju pertumbuhan,
masing-masing digambarkan terhadap waktu. Fase-fase yang digambarkan dalam
ukuran kurva tersebut meliputi : fase eksponensial atau logaritmik (a), fase
linear (b), fase eksponensial kelembaban (c), dan fase mantap (d). Laju
pertumbuhan memuncak pada t =
\frac{1}{2} .
Adapun
detail proses pada masing-masing fase adalah sebagai berikut :
fase eksponensial
atau logaritmik (a), merupakan periode laju pertumbuhan eksponensial, terjadi
dalam selang waktu yang relatif pendek dalam tajuk tanaman fase linear (b), merupakan
kelanjutan selama periode yang relatif panjang dan selama fase ini terjadi
pertambahan bobot kering dengan laju yang konstan. Fase eksponensial kelembaban
(c), terjadi penambahan pertumbuhan secara progressif berkurang menurut waktu
sampai dicapai keadaan mantap. fase mantap (d), merupakan fase pematangan
fisiologis, yaitu penambahan bobot kering seimbang dengan berkurangnya bobot
kering.
Analisis Pertumbuhan Tanaman
Analisis
pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis
yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering. Kuantitas lain dalam
analisis diperoleh melalui perhitungan. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan
tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis,
serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan. Distribusi akumulasi bahan
kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian
generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman. Salah satu manfaat
menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan
dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan
hasil tanaman. Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari bobot
dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio),
Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area), Bobot
Daun Khas (Spesific Leaf Weight), Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju
Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth
Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf
Area Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration).
Kuantitas Analisis Pertumbuhan Tanaman
Kuantitas
analisis pettumbuhan tanaman yang diperoleh dari berat dan luas daun tanaman,
tercantum pada tabel berikut :
Kuantitas yang
diperoleh
|
Simbol
|
Formula
|
Satuan
|
Laju Pertumbuhan Relatif
|
RGR
|
|
|
Nisbah Luas Daun
|
LAR
|
|
|
Luas Daun Khusus
|
SLA
|
|
|
Bobot Daun Khusus
|
SLW
|
|
|
Laju Asimilasi Bersih
|
NAR
|
|
|
Indeks Luas Daun
|
LAI
|
|
tidak berdimensi
|
Laju Pertumbuhan Tanaman
|
CGR
|
|
|
Lamanya Luas Daun
|
LAD
|
|
|
Lamanya Biomassa
|
BMD
|
|
|
Keterangan:
·
= luas daun
·
= bobot daun
·
= luas tanah
·
T = waktu
·
W = bobot kering total (hasil biologis)
DINAMIKA DAN ANALISIS PERTUMBUHAN
DINAMIKA PERTUMBUHAN
Pola
pertumbuhan sepanjang daur hidup tumbuhan dicirikan oleh suatu fungsi
pertumbuhan yang disebut Kurva Sigmoid yaitu kurva yang berbentuk S. pertumbuhan
kecambah yang lamban dan biasanya negatif dalam hal penambahan berat kering
selama periode yang pendek saja, selama satu atau dua minggu. Fase ini diikuti oleh suatu periode laju
pertumbuhan eksponensial; fase ini relatif pendek dalam tajuk tanaman budidaya.
Fase linier merupakan kelanjutan
berikutnya selama periode yang relative panjang, selama ini tejadi penambahan
berat kering dengan laju yang konstan.
Pada tanaman budidaya, fase linier merupakan pernyataan dari laju
pertumbuhan tanaman budidaya (Crop Growth Rate = CGR)
ANALISIS PERTUMBUHAN
Salah
satu pendekatan terhadap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen
dan analisis perkembangan tanaman sebagai penimbunan bersih hasil fotosintesis
secara terintegrasi dengan waktu, disebut sebagai analisis pertumbuhan.
Tujuan Analisis pertumbuhan :
Untuk mengukur
kemampuan tanaman sebagai penghasil fotosintesis yang dinyatakan dengan berat
kering. Hal ini didasarkan atas
kenyataan bahwa 90% bahan kering tanaman berasal dari hasil fotosintesis. Mengapa
Tinggi Tanaman, Jumlah daun, Luas daun, dan Berat Kering Tanaman Perlu
diukur/dihitung?:
Daun merupakan organ utama yang melakukan
fotosintesis yang selanjutnya akan menyusun biomassa (berat kering) tanaman. Maka dalam analisis pertumbuhan hanya dua
variabel yang diamati yaitu berat kering dan luas daun yang diukur pada
interval tertentu.
Interval
waktu pengamatan biasanya 2-3 hari untuk jumlah tanaman yang lebih sedikit atau
1-2 minggu untuk jumlah tanaman yang lebih banyak.
Beberapa Cara
Pengukuran Luas Daun :
Penggunaan alat
fotoelektrik
Penggunaan
analisis regresi linier luas daun = a + b (p x l)
Penggunaan rumus daun;
luas daun = p x l x c
Penggunaan metode
proyeksi daun dengan rumus;
luas daun = A/B
dimana : a = b = landaian, p = panjang daun, l = lebar daun, c = konstanta, A =
berat proyeksi daun, B = berat kertas standar, dan Z = luas kertas standar.
Bobot Kering
Tanaman :
Bahan
basah dibagi menurut jenis organ : daun, batang, akar (bila mungkin), buah,
biji, kulit biji dll, bila terlalu banyak disubsampel. Bahan basah di jemur
sampai kering matahari – dioven pada suhu 65-85o C sampai berat tetap, setelah
48 jam. Ditimbang dengan timbangan ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam gram.
Analisis pertumbuhan, pada tahap awal pertumbuhan meliputi beberapa hal yaitu; laju pertumbuhan tanaman dan laju
pertumbuhan relatif, laju asimilasi netto atau laju asimilasi bersih Indeks
luas daun dan laju satuan daun
Pengertian :
Laju pertumbuhan
tanaman (LPT) = crop growth rate (CGR)
adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap
satuan luas lahan tiap satuan waktu (g/m2/minggu). Laju pertumbuhan
nisbi/relatif (LPN/LTR) = relative growth rate (RGR) adalah kemampuan tanaman
menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan bobot kering awal tiap
satuan waktu (g/g/minggu)
Pengertian :
Indeks luas daun
(ILD) = leaf area index (LAI) adalah luas daun di atas suatu luas lahan. ILD 2
artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak bersatuan
Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN) = net
assimilation rate (NAR) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering
hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu (g/dm2/minggu)
Pengertian :
Bobot daun khas (BDK) = specific leaf weight
(SLW) adalah bobot daun tiap satuan luas daun, menggambarkan ketebalan daun
(g/dm2)
Indeks panen (IP) = harvest index (HI) :
kemampuan tanaman menyalurkan asimilat, tanpa satuan
LAN paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan
masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena cahaya matahari langsung.
LAN kemungkinan akan menurun pada saat
pertambahan luas daun, sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis secara
optimal.
Sehingga akan terdapat suatu saat dimana LTP
tidak tanggap lagi terhadap peningkatan ILD.
ILD pada saat LTP mencapai maksimum disebut
ILD Optimum.
Peningkatan luas daun selanjutnya
mengakibatkan peningkatan ILD, daun-daun akan saling menutupi satu dengan yang
lain dari akibat nilai LAN menurun.
Penurunan nilai LAN sedemikian rupa akan mengakibatkan laju pertumbuhan
menurun.
ILD pada saat LTP atau LTR mulai menurun
disebut ILD Kritis
Alat :
Mempelajari proses perlu alat – mulai yg
sederhana – sampai canggih
Luas daun : timbangan (gravimetri), leaf area
meter, canopy analizer
Bobot kering : oven, timbangan
Fotosintesis : Photosynthetic analyzer
Bukaan stomata-transpirasi : mikroskop, kobal
klorid, porometer
Klorofil: bagan warna daun,
spectrophotometer, chlorophyll meter
Cahaya : light meter, tube solarimeter
Asessment
1.
Setiap
tanaman seiring dengan waktu mengalami peningkatan berat kering.
a. Jelaskan peranan fotosintesis
b. Jelaskan pengaruh indeks luas daun
c. Jelaskan peranan klorofil daun
Laju asimilasi ditentukan salah
satunya oleh faktor luas daun, bagaimana mekanisme terjadinya korelasi laju
asimilasi dengan luas d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar